TANGGERANG - Penjualan mobil dengan transmisi otomatis terus meningkat, lantaran tingkat kemacetan yang semakin parah. Tapi ternyata transmisi otomatis itu sendiri memiliki beragam cara kerja lho!
Sebelum membahas lebih dalam, ide dasar dari transmisi otomatis adalah meniadakan pedal kopling di mobil. Tujuannya jelas, untuk memberi kenyamanan lebih bagi pengemudi tanpa perlu repot memindahkan posisi gigi saat terjadi percepatan atau perlambatan laju kendaraan.
Teknologi ini pertama kali ditemukan pada 1948 dengan prinsip kerja yang sangat sederhana. Perpindahan gigi dilakukan dengan mengandalkan tekanan fluida dari pompa hidrolik berdasarkan putaran mesin.
Tanpa kehadiran elektronik membuat transmisi otomatis memiliki performa yang sangat jauh dengan transmisi manual. Perpindahan gigi berdasarkan putaran putaran mesin membuat efek 'engine brake' minim terjadi dan kemampuan untuk menyalip menjadi lebih sulit lantaran posisi gigi akan pindah saat rpm yang telah ditentukan.
Tapi kini, teknologi transmisi otomatis telah berkembang pesat. Dengan sistem elektronik yang canggih dan pengaturan via komputer, membuat respon transmisi matik dalam menyalurkan tenaga mesin ke roda kian membaik. Saking canggihnya, bahkan komputer transmisi kini dapat membaca karakter pengemudi dan meresponnya via transmisi otomatis.
Apa saja ragam transmisi matik di era modern ini?
1. AUTOMATIC TRANSMISSION
Model ini merupakan transmisi yang masih digunakan di era modern, namun beberapa produsen mobil mulai meninggalkannya. Transmisi ini mengadopsi torque converter yang dipadu dengan gear ratio.
Transmisi otomatis ini terkenal dengan daya tahannya, lantaran masih mengadopsi roda gigi. Jadi transmisi otomatis ini lebih cocok untuk dipadu dengan mesin-mesin diesel yang memiliki torsi besar.
Standar rasio gir di trasmisi otomatis ini biasanya adalah 4-speed. Namun berkembang dengan kebutuhan, rasio gir pun mulai ditambah. Saat ini rasio gir transmisi otomatis seperti ini telah mencapai hingga 9-speed. Beberapa produsen mobil seperti Mercedes-Benz S Class atau Range Rover Evoque telah mengadopsinya.
2. CONTINOUS VARIABLE TRANSMISSION
Tetap menggunakan torque converter, namun beban kerjanya kian ringan. Pasalnya, transmisi jenis ini tak lagi menggunakan gear, tapi menggunakan puli yang terkoneksi dengan sebuah belt untuk mencari komposisi rasio yang jauh lebih fleksibel. Dengan kata lain, 1.000 rasio gear pun dapat diadopsi dengan CVT.
Dimensi transmisi pun dapat dibuat kian kompak. Bahkan Nissan terbaru telah mengadopsi dua planetary gear untuk kian mereduksi dimensi transmisi namun memiliki rentang rasio yang lebih lebar lagi ketimbang CVT dengan satu planetary gear.
3. DUAL CLUTCH TRANSMISSION
Teknologi ini telah menanggalkan kerugian slip berlebih pada torque converter. Dengan kata lain, teknologi dual clutch (kopling ganda) ini merupakan pengembangan dari transmisi manual yang dibuat menjadi matik.
Berbeda dengan kedua jenis transmisi di atas, meski beberapa produsen mobil menyediakan pilihan mode perpindahan gigi secara manual atau via tuas transmisi, namun ia tetap lah transmisi matik dengan torque converter yang memiliki tingkat slip yang tidak sebaik kopling di transmisi manual.
Sesuai namanya kopling ganda, transmisi ini menggunakan dua kopling di dalam transmisi nya. Kedua kopling ini bekerja secara berkesinambungan. Maksudnya, setiap kopling akan melayani rasio gir yang berbeda. Dengan kata lain, saat gigi 3, kopling kedua akan mempersiapkan untuk gigi 4 sehingga waktu perpindahan gigi dapat berlangsung lebih cepat.
Untuk torsi maksimal di bawah 250 Nm, kopling kering masih dapat diadopsi kopling ganda ini. Tapi di atas itu, kopling perlu dibasahi oli agar suhu kerjanya tetap stabil.
4. AUTOMATED MANUAL TRANSMISSION
Versi transmisi matik paling simpel adalah jenis AMT. Transmisi ini merupakan versi manual yang benar-benar dibuat otomatis. Artinya, tetap mengadopsi kopling kering layaknya transmisi manual.
Tapi untuk menekan pedal kopling agar koneksi dari mesin ke roda terputus diganti kan oleh motor elektrik. Tak heran bila perpindahan giginya menjadi lebih lambat akibat motor listrik perlu waktu untuk me-release kopling.