Mobil modern saat ini mulai memerlukan oli mesin dengan spesifikasi khusus. Tak hanya mengandalkan teknologi mesin untuk menghasil mobil irit BBM, pelumas pun perlu disesuaikan agar mampu menunjang kinerjanya agar tetap optimal.
Begitu pun dengan standar kualitas pelumas mesin, tak hanya mengacu pada standar API (American Petrolium Institute), kini ILSAC (International Lubricants Standardization and Approval Committee) turut disematkan. Hal ini dikarenakan standar pengujian yang dibuat ILSAC lebih ketat sebagai standar minimum kebutuhan mesin-mesin mobil produksi asal Amerika dan Jepang.
Sejak 2011, ILSAC GF-5 mulai diperkenalkan. Kebutuhan akan pelumas 'encer' yang dalam hal ini memiliki SAE 0W-20, 5W-20 dan 5W-30 untuk mesin-mesin efisien dengan kapasitas mungil, mulai diperlukan.
Di Indonesia, Low Cost Green Car (LCGC) pun mulai memerlukan oli mesin jenis ini, seperti Toyota Agya, Daihatsu Sigra, Honda Brio dan lainnya. Bahkan Toyota Sienta, Daihatsu Xenia terbaru juga memerlukan oli dengan tingkat kekentalan SAE 0W-20.
Empat poin utama sebagai standar dari pengujian ILSAC GF-5 adalah minim penguapan, tahan penggunaan bahan bakar ethanol hingga E85, buih busa harus hilang dalam waktu kurang dari 60 detik dan turut membantu mengurangi konsumsi BBM dari mobil tersebut.
Bahkan, ILSAC GF-6 pun mulai dipersiapkan dan berorientasi terhadap fuel efficiency serta kebutuhan pada oli mesin dengan SAE 0W-16 atau 5W-16. Artinya, celah antar komponen bergerak di mesin mendatang, kian rapat sehingga memerlukan oli mesin yang kian 'encer' serta tidak terlalu membebani pompa oli.