JAKARTA – Mobil-mobil yang masuk kelas Low Cost Green Car (LCGC) ini memiliki kapasitas mesin maksimum 1.200 cc. Meski masuk kategori mobil berharga terjangkau, namun ternyata pelumas mesin yang diperlukan, setara dengan mobil premium. Kenapa ya ?
Setelah kelas LCGC diperkenalkan di Indonesia pada tahun 2013, Toyota Agya, Daihatsu Sigra, Honda Brio Satya, Suzuki Karimun dan Datsun GO pun turut menghadirkan ragam pilihan untuk konsumen Tanah Air. Salah satu persyaratan di kelas ini adalah konsumsi BBM wajib mencapai 20 km/l.
Beragam aspek pun diperhatikan produsen mobil agar target konsumsi BBM tercapai. Dari pengurangan bobot kendaraan, penggunaan lebar ban mungil, penggunaan bensin berkualitas dengan minimun RON92 hingga pelumas yang sangat encer.
Kapasitas mesin maksimal 1.200 cc membuat tenaga mesin yang dihasilkan sangat terbatas. Rata-rata tenaga maksimal mesin di kelas ini berkisar di angka 67 - 89 hp dan torsi 108-110 Nm. Tenaga tersebut harus menarik bobot kendaraan yang berkisar 800 kg sampai 990 kg. Belum lagi dengan daya angkut, dimana kendaraan di kelas LCGC ini tak hanya bermuatan 5 orang, namun juga bisa dimuati hingga 7 orang, seperti pada Toyota Calya atau Daihatsu Sigra.
Sangat wajar jika mesin terbebani begitu berat dengan komposisi seperti ini. Jika dihitung, Power to Weight Ratio berada sekitar 11,3 - 11,9 kg/hp. Belum lagi saat bermuatan penuh, tentu kinerja mesin kian berat.
Untuk itulah, mesin memerlukan pelumas dengan tingkat kekentalan seencer mungkin agar beban dari mesin - yang dalam hal ini pompa oli, tidak semakin berat. Rekomendasi tingkat kekentalan oli dalam kondisi mesin baru adalah SAE 0W-20. Tapi toleransi satu tingkat di atasnya dapat digunakan, seperti penggunaan pelumas Prestone Fully Synthetic SAE 5W-30.
Jadi… karena tenaga terbatas dan era mesin modern dengan tingkat kepresisian antar komponen bergerak yang kian rapat, membuat kebutuhan terhadap pelumas mesin dengan viskositas rendah menjadi mutlak.
Jangan salah pilih pelumas ya Sob…