Tidak hanya pengendara sepeda motor, pengemudi mobil juga memiliki risiko saat berada di balik kemudi. Bedanya, risiko penyakit akibat posisi duduk dan lingkungan berkendara yang terbuka tidak sebesar pengguna motor. Termasuk risiko jatuh saat terlibat kecelakaan di jalan.
Namun pengemudi harus dalam keadaan sehat ketika berada di balik kemudi. Jika tidak, Anda dapat terkena serangan penyakit ringan yang dapat mengganggu konsentrasi dan menurunkan kondisi fisik sehingga memicu kecelakaan. Inilah daftar penyakit ringan yang mengganggu sehingga wajib diwaspadai.
1. Sakit Flu
Saat terkena flu, kondisi fisik menurun dan badan lemas sehingga mempengaruhi konsentrasi. Apalagi bila disertai hidung mampat yang sangat mengganggu. Biasanya Anda diberikan obat dengan efek mengantuk supaya beristirahat yang justru berbahaya saat mengemudi. Hindari mengemudi kalau sedang minum obat flu, khususnya dalam perjalanan jarak jauh.
2. Sakit mata
Mata memiliki jaringan yang cukup lunak dan sensitif serta terhubung langsung ke otak sehingga kalau mata sakit akan mengganggu konsentrasi. Selain pandangan terganggu, rasa perih karena iritasi menjadi masalah tersendiri ketika berada di balik kemudi. Anda bisa menyediakan obat tetes mata untuk mencegah mata mengering dan iritasi lebih parah.
3. Sakit Migrain
Penyakit migrain disebabkan oleh pembengkakan atau penyempitan pembuluh darah di otak yang membuat kepala pusing sebelah. Penderita migrain sangat sensitif terhadap beberapa hal seperti suara dan cahaya yang mengakibatkan rasa mual dan badan lemah. Tetapi, obat migrain memiliki bahan penenang yang dapat menimbulkan kantuk sehingga wajib hindari ketika mengemudi mobil.
4. Sakit Diare
Anda bisa terserang penyakit diare dengan tanda-tanda perut mulas dan sering buang air besar. Pengemudi yang terjangkit diare sangat berpotensi kehilangan konsentrasi dan mengemudi jauh lebih agresif. Karena terlalu sering buang air besar, tubuh penderita diare juga kekurangan cairan yang dapat menyebabkan konsentrasi turun dan badan lemas.
5. Sakit Ambeien
Penyakit yang disebut juga sebagai wasir ini merupakan gangguan pada saluran buang air besar yang mengalami pembengkakan bahkan perdarahan. Meskipun penyakit ini bisa disembuhkan, namun disarankan untuk menghindari mengemudi saat kambuh karena menyebabkan Anda sulit duduk dengan tenang dan wajar sehingga konsentrasi turun.
6. Sakit Maag
Dalam tingkat ringan, penderita maag masih bisa melakukan aktivitas normal. Namun saat mengemudi, rasa sakit akan membuat konsentrasi menurun, apalagi kalau serangannya cukup berat. Maag bisa diatasi dengan minum obat yang bisa Anda bawa ketika berkendara.
7. Kram Otot
Kram otot bisa berlangsung selama beberapa detik hingga menit dan sering terjadi pada bagian kaki. Di antara sebabnya adalah posisi mengemudi yang kurang ergonomis sehingga menyebabkan cidera. Segera menepi, hentikan aktivitas mengemudi, dan stretching untuk melemaskan otot, lanjutkan dengan pijatan halus pada bagian otot yang kram.
8. Gangguan Kulit
Gatal-gatal maupun iritasi pada kulit dapat mengganggu konsentrasi saat mengemudi. Jangan menggaruknya karena justru akan terasa semakin gatal. Anda dapat menepi untuk mencari obat luar berupa krim pengurang rasa gatal. Dilarang mengonsumsi obat anti alergi karena memicu kantuk.
9. Nyeri Sendi
Rasa sakit yang satu ini akan sangat menyiksa karena sering menyerang bagian lipatan jari yang harus mengalami kontak langsung saat mengemudi. Segera oleskan salep pereda rasa sakit pada bagian sendi yang terasa nyeri. Hindari minum obat pereda rasa sakit karena dapat menyebabkan kantuk.
10. Sakit di Bagian Punggung
Meskipun dapat duduk dengan nyaman dengan adanya sandaran jok, bukan berarti punggung sopir mobil terhindar dari risiko sakit akibat kelelahan. Untuk itu, pastikan posisi duduk mengemudi yang pas untuk mengurangi rasa nyeri di punggung dan pinggang. Istirahat setiap 2 jam berkendara dan lakukan senam ringan untuk membuat tubuh rileks.
Perhatian!
Semua penyakit di atas tidak boleh dianggap sepele karena dapat mengganggu konsentrasi mengemudi. Segera hentikan kendaraan di tempat aman dan cari jalan keluar untuk kesembuhan. Jika kondisi tubuh sudah tidak fit, usahakan ada sopir tandem untuk bergantian mengemudi dan antisipasi masalah.