Sumber masalah utama kecelakaan beruntun atau tabrakan beruntun adalah pengemudi di belakang yang tidak menjaga jarak aman dengan mobil lain di depannya. Namun, pengemudi di depan juga tidak boleh berkendara asal-asalan yang memicu masalah.
Kecelakaan beruntun dapat dicegah jika Anda paham penyebabnya.
1. Menjadi Lane Hogger
Lane hogger adalah pengemudi yang tidak memperhatikan kecepatan mobil dan melaju pelan di lajur cepat jalan tol. Padahal ada aturan mengenai batas kecepatan mobil di lajur cepat di mana lajur itu hanya untuk mendahului. Begitu selesai mendahului, Anda harus kembali ke lajur kiri untuk memberikan kesempatan mobil lain yang lebih cepat.
Biasanya, pengemudi menjadi lane hogger karena melihat lajur kanan yang kosong sehingga tidak mau menggunakan lajur tengah atau kiri. Bahkan saking memaksanya, sampai tidak peduli sudah ada mobil lain yang lebih kencang di belakang. Risiko ditabrak dari belakang sangat besar jika Anda memaksakan perilaku ini.
2. Malas Jaga Jarak Aman
Saat ini bahkan ada orang yang secara demonstratif menempel truk di depannya dan posting di social media. Tindakan gaya-gayaan tersebut jelas sangat berbahaya. Begitu ada situasi darurat, Anda akan kesulitan melakukan pengereman mendadak meskipun mobil telah dilengkapi fitur safety canggih.
3. Menyerobot Bahu Jalan
Aturan mengenai bahu jalan sudah sangat jelas, yakni untuk berhenti dalam kondisi darurat. Dalam banyak kasus, ada kendaraan darurat ditabrak dari belakang oleh penyerobot bahu jalan. Atau menabrak mobil lain di lajur utama akibat menghindar dari mobil yang berhenti darurat di bahu jalan.
4. Main Ponsel
Banyak orang bermain ponsel padahal sedang melaju kencang. Karena tidak waspada, Anda kurang memperhatikan mobil di depan mengurangi kecepatan. Atau bahkan mobil pindah lajur atau berkurang kecepatannya tanpa disadari, padahal dari belakang ada mobil lain.
5. Serangan Kantuk
Meski hanya sepersekian detik, mobil dapat pindah lajur atau berkurang kecepatannya tiba-tiba saat Anda mengantuk. Tentu sangat berisiko dan dapat menyebabkan tabrakan beruntun, khususnya dalam perjalanan jauh yang melelahkan atau harus berjibaku di tengah kepadatan jalan kota.
6. Pindah Lajur Sembarangan
Memaksakan diri pindah lajur, terutama ke lajur cepat, padahal ada mobil lain dari belakang, bisa memicu kecelakaan beruntun. Ada kasus pula pengemudi tidak mengecek spion dan menyalakan lampu sein ketika pindah lajur sehingga pengguna jalan di belakang tidak mengetahui.
7. Melanggar Aturan Lalu Lintas
Aturan lalu lintas dibuat untuk dipatuhi, seperti rambu batas kecepatan dan dilarang menyalip. Termasuk marka jalan seperti garis lurus yang berarti tidak boleh pindah lajur. Banyak yang masih melanggar akibat seenaknya sendiri saat mengemudi mobil.
8. Emosional Saat Berkendara
Meskipun benar sekalipun, Anda tidak boleh bersikap emosional saat mengemudi mobil. Pengemudi yang emosinya terganggu cenderung mengabaikan aturan dan rambu lalu lintas, seperti mengejar kendaraan lain lewat bahu jalan atau bahkan mengerem mendadak di depan mobil lain yang dianggap bersalah.
9. Malas Menjaga Kondisi Mobil
Salah satu yang dapat menyelamatkan Anda ketika ada kecelakaan beruntun di depan mata adalah sistem rem yang mumpuni. Begitu gagal berhenti akibat kampas rem sudah aus atau bahkan rem blong, kecelakaan beruntun hanya masalah waktu. Atau lampu sein mobil mati sehingga mobil lain tidak melihat manuver Anda.
Gunakan Cairan Mobil Berkualitas
Berkendara di jalan tol dengan kondisi jalan yang dinamis membutuhkan komponen mobil yang prima. Banyak komponen kendaraan tergantung kepada kualitas fluida supaya dapat bekerja optimal tanpa kendala. Seperti, ketika harus mengerem mendadak akibat ada kendaraan lain pindah lajur tiba-tiba.
Cairan rem yang bekerja dengan baik akan memastikan mobil Anda dapat menghentikan laju dengan cepat dan akurat. Pastikan berbagai fluida seperti cairan rem, air radiator, oli matic, oli gardan, dan oli transmisi selalu dalam kondisi prima. Ganti cairan kendaraan dengan produk Autochem Industry secara rutin supaya kualitasnya terjaga.