Air hujan yang mengenai bodi mobil jangan sampai dibiarkan mengering sendiri. Meski terlihat sepele, kebiasaan malas melap mobil setelah hujan justru bisa menimbulkan masalah serius pada tampilan dan kondisi mobil Anda.
Pasalnya, air hujan mengandung zat tertentu yang berpotensi menimbulkan jamur hingga karat jika dibiarkan terlalu lama. Lantas, mengapa mobil harus segera dilap setelah kena hujan?
1. Air Hujan Mengandung Garam dan Polutan
Di daerah dekat pantai, air hujan biasanya mengandung garam dengan pH rendah (sekitar 3–5) yang dapat mempercepat karat pada bodi mobil. Sementara di daerah perkotaan dengan polusi tinggi, air hujan membawa polutan berbahaya yang bisa menempel di cat mobil.
2. Memicu Jamur pada Kaca dan Bodi
Jika air hujan dibiarkan mengering sendiri, sisa mineral dan kotoran akan menempel. Kondisi ini membuat kaca mudah berjamur, dan cat mobil terlihat kusam. Kalau dibiarkan akan sulit dihilangkan sehingga membutuhkan treatment khusus.
3. Perubahan Cuaca Mempercepat Kerusakan
Ketika hujan berhenti lalu berganti panas, air yang mengering karena sinar matahari dapat meninggalkan noda permanen. Hal ini mempercepat proses munculnya jamur dan karat.
Tips Merawat Mobil Setelah Terguyur Hujan
Agar mobil tetap awet dan tampil bersih, coba terapkan langkah berikut:
1. Segera bilas dengan air bersih sebelum dilap. Ini membantu menghilangkan kandungan garam atau polutan yang menempel di bodi.
2. Gunakan lap mikrofiber khusus untuk mengeringkan mobil. Jangan gunakan lap yang sama untuk kaca dan bodi, karena kotoran kecil bisa memicu goresan.
3. Keringkan hingga tuntas, terutama di celah pintu, kaca, dan area tersembunyi lain yang rawan menyimpan sisa air.
4. Lakukan wax atau coating secara berkala agar cat mobil memiliki lapisan pelindung tambahan sehingga lebih tahan dari jamur dan karat.
Gunakan Prestone Brake Fluid DOT 4 yang Cocok Untuk Mobil Listrik
Masalah umum rem mobil adalah vapor lock, yaitu kondisi di mana suhu cairan rem melewati batas maksimal karena digunakan secara terus-menerus dalam kondisi berat. Cairan rem yang mendidih akan menghasilkan uap air di dalam sistem pengereman sehingga mengganggu tekanan hidraulis dan menyebabkan injakan pedal rem terasa hampa.
Suhu cairan rem bisa mencapai 150–180 derajat Celcius ketika beroperasi. Masalahnya, cairan rem memiliki sifat higroskopis akibat mudah menyerap air dari udara. Air yang masuk ke dalam sistem pengereman dapat menurunkan titik didih cairan rem. Sebagai informasi, kontribusi air 3% di cairan rem akan menurunkan titik didih hingga sekitar 100 derajat Celcius.
Titik didih Prestone Brake Fluid DOT 4 sebagai standar untuk EV atau mobil listrik adalah 265 derajat Celcius (kondisi baru). Bermodalkan hasil riset yang panjang di Indonesia, cairan rem Prestone sanggup menjaga kadar air dalam batas aman sehingga titik didihnya tidak mudah turun.
Diproduksi untuk wilayah tropis, cairan rem berkualitas ini memiliki kadar air di bawah ambang batas yang ditetapkan oleh Standar Nasional Indonesia (SNI) yakni 0,3%. Bahkan, penurunan performa akibat iklim tropis yang mencapai kelembapan hingga 80% pada produk Prestone yang masih tersegel pun tidak terjadi.
Hal ini jelas menguntungkan karena mereduksi potensi timbulnya karat akibat oksidasi di dalam sistem rem mobil listrik. Prestone turut memberikan perlindungan korosi untuk semua logam dalam sistem rem, cocok untuk rem cakram dan tromol, serta bersinergi dengan fitur-fitur penting seperti ABS dan regenerative brake system.