Setelah membeli mobil listrik idaman di pameran GJAW 2025, jangan lupa gunakan cairan rem Prestone Brake Fluid DOT 4 yang didesain khusus untuk mobil nol emisi tersebut. Tentu ada alasan di balik pernyataan ini yang wajib Anda pelajari.
Karena torsinya besar dan instan, pengemudi butuh daya pengereman yang mampu mengimbanginya. Sebagian besar mobil listrik juga menggunakan transmisi otomatis yang minim efek engine brake. Dapat dipastikan, rem mobil akan bekerja lebih berat, dimana cairan rem memegang peran paling penting supaya rem tidak blong.
Sistem rem yang berkualitas menjadi penting karena mobil listrik umumnya memiliki torsi yang sangat besar, seketika langsung tersalurkan ke roda begitu pedal gas diinjak. Tidak heran sempat viral mobil listrik yang mengalami kecelakaan akibat pengemudinya belum menguasai penggunaan pedal gas dan rem yang aman.
Seperti diketahui, cairan rem memiliki tugas utama sebagai media transmisi tenaga hidraulis dari pedal rem mobil listrik ke piston kaliper, yang kemudian mendorong kampas rem yang bertugas mengurangi kecepatan kendaraan dengan cara menekan cakram atau tromol rem. Sama persis dengan mobil konvensional.
Perilaku Salah Mengemudi Mobil Listrik
Sebagian orang menganggap kasus rem mobil blong hanya terjadi pada kendaraan berat, padahal mobil penumpang juga berisiko. Ada beberapa masalah utama sebagai pemicu rem mobil blong, yaitu vapor lock dan brake fading. Tidak kalah penting, dari sisi pengemudi juga menyumbang masalah yang dapat membuat rem mobil gagal bekerja.
Sayangnya, sebagian pengemudi tidak memiliki pemahaman pengoperasian rem yang benar. Bahkan, tak jarang mereka tetap memaksakan mobil melaju setelah muncul tanda-tanda masalah pada rem. Berikut daftar kesalahan pengemudi yang menambah risiko rem blong:
1. Gagal Mengantisipasi Jalan Menurun
Saat melewati jalan menurun, hal yang perlu diperhatikan oleh pengemudi mobil listrik adalah tidak ada efek engine brake layaknya mobil biasa. Alhasil, mobil akan meluncur deras kalau Anda tidak mampu mengendalikan rem mobil.
Dilarang terus-terusan menginjak pedal rem lantaran bisa menyebabkannya overheating, kampas bisa menyublim sehingga asap akan menghalangi pertemuan tromol dan kampas rem. Ditambah cairan rem bisa mendidih dan tekanan ke kampas rem hilang alias ngempos.
2. Tidak Tahu Gejala Awal Rem Blong
Anda harus mampu mendeteksi masalah rem dan mengambil keputusan yang tepat. Bila terdeteksi keanehan seperti terasa dalam atau keras, bau hangus, bunyi berdecit, atau keluar asap dari sela-sela pelek, Anda tidak boleh mengabaikannya.
3. Lupa Mengecek Kondisi Cairan Rem
Periksa level cairan rem di dalam tabung penyimpanan secara berkala untuk memastikan tidak ada kebocoran atau kerusakan senyawa. Tambah jika kurang dengan cairan rem yang sesuai rekomendasi pabrikan mobil listrik.
Periksa sekitar tabung brake fluid akan potensi kebocoran, terutama sekitar sambungan selang. Jika frekuensi isi ulang cairan rem sudah mulai sering, jangan ragu untuk segera memeriksanya ke bengkel resmi atau langganan.
4. Tidak Peduli Kesehatan Kampas Rem
Kalau sudah tidak layak, kampas rem akan kesulitan menggigit piringan cakram atau tromol. Di kondisi tertentu, kampas rem bisa kehilangan koefisien gesek karena kepanasan (overheat) sebagai salah satu sumber utama rem blong. Segera ganti kampas rem dengan parts orisinal yang terjamin kualitasnya.
Sekaligus, periksa kondisi piringan cakram atau tromol rem. Karena bisa saja bagian ini rusak seperti permukaan cakram bergelombang sehingga rem mengalami gagal fungsi dalam kondisi kerja berat. Kaliper rem beserta piston penekan bisa sekalian dicek kondisinya.
5. Membawa Muatan Terlalu Berat
Setiap kendaraan sudah memiliki batas maksimal berat muatan atau payload yang harus dipatuhi semua pengendara. Mobil yang overload akan membuat kerja rem makin berat. Ditambah kondisi jalan yang dinamis dan kondisi rem yang juga kurang optimal, tinggal tunggu waktu sebelum rem blong.
6. Mengemudi Secara Agresif
Mengemudi secara agresif akan memberikan dampak buruk pada rem mobil. Yang paling tersiksa adalah kampas rem karena bekerja paling berat. Cairan dan piston rem akan turut bekerja keras supaya ‘gigitan’ kampas rem bisa maksimal. Akibatnya, usia pakai komponen menurun dan malah merugikan saat dibutuhkan.
7. Abai Servis Berkala Rem Mobil
Banyak pengemudi mobil baru melakukan servis rem bila sudah ada kerusakan. Padahal, rem harus diservis secara berkala untuk mengontrol ketebalan kampas rem, kualitas dan takaran cairan rem, dan komponen lainnya. Semuanya punya masa pakai terbatas dan harus ganti secara rutin.
Langkah paling mudah dan efektif untuk mencegah rem mobil blong adalah servis berkala di bengkel resmi atau langganan karena teknisi akan mengecek kondisi sistem rem. Tanyakan kepada teknisi yang bertugas kalau dirasa ada yang tidak beres dengan rem mobil.
Prestone Brake Fluid DOT 4 Cocok Untuk Sistem Rem Mobil Listrik
Prestone adalah cairan rem yang memberikan kinerja optimal dalam sistem pengereman mobil listrik. Formula khusus membuat gejala vapor lock dapat dicegah saat rem bekerja keras dan titik didihnya tidak mudah turun akibat oksidasi, guna mencegah rem gagal berfungsi.
Bermodalkan hasil riset yang panjang di Indonesia, Prestone Brake Fluid sanggup menjaga kadar air dalam batas aman. Sebelum dipasarkan, cairan rem ini telah melewati tahapan quality control, di antaranya adalah pengujian kadar air di laboratorium milik PT AI.
Diproduksi untuk wilayah tropis, cairan rem berkualitas ini memiliki kadar air di bawah ambang batas yang ditetapkan oleh Standar Nasional Indonesia (SNI) yakni 0,3%. Bahkan, penurunan performa akibat iklim tropis yang mencapai kelembapan hingga 80% pada produk Prestone yang masih tersegel pun tidak terjadi.
Cairan rem Prestone diyakini tahan lebih lama dan memberikan nilai keselamatan yang lebih tinggi karena formula sintetis yang sesuai kebutuhan kendaraan listrik di sini. Prestone turut memberikan perlindungan korosi untuk semua logam dalam sistem rem, cocok untuk rem cakram dan tromol, serta bersinergi dengan fitur-fitur penting seperti ABS dan regenerative brake system.