Sebagian orang memilih perjalanan libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) dengan berkendara di malam hari. Alasannya adalah lebih nyaman karena tidak ada sinar matahari dan relatif sepi. Namun begitu, mengemudi di malam hari memiliki tantangan tersendiri yang tidak bisa disepelekan.
Minimnya pencahayaan, risiko kelelahan, hingga silau dari lampu kendaraan lain membuat risiko kecelakaan meningkat dibandingkan saat siang hari. Bahkan perkara sepele seperti lampu mati atau pengemudi mengantuk dapat memicu masalah kalau diabaikan.
Pengemudi perlu memahami sejumlah aspek penting agar tetap aman dan nyaman selama perjalanan malam. Ada beberapa hal teknis dan non-teknis yang wajib diperhatikan oleh pengemudi sebelum dan selama mengemudi di malam hari.
1. Perhatikan Fisik Pengemudi
Jangan paksakan berkendara jika tubuh lelah atau mengantuk, apalagi di waktu-waktu kritis seperti dini hari saat tubuh secara alami memasuki fase tidur. Jangan paksakan mengemudi kembali kalau ternyata masih mengantuk untuk mencegah microsleep.
Pastikan istirahat yang cukup saat siang hari yang akan membantu badan menjadi lebih segar di malam hari. Pastikan tidur nyenyak minimal 6 jam sebelum berkendara. Dengan kondisi badan yang lebih segar dan siap, kewaspadaan saat berkendara akan tetap terjaga.
Sama dengan di siang hari, Anda harus istirahat mengemudi setiap 2 jam sekali, di mana pada istirahat kedua sebaiknya tidur minimal selama 30 menit. Hal ini dapat dilakukan saat perjalanan jauh, khususnya jika lewat jalan tol yang monoton.
2. Jaga Jarak Aman
Penting menjaga jarak aman yang lebih panjang dibandingkan saat siang hari. Jika biasanya cukup dua hingga tiga detik, maka malam hari disarankan menjadi empat detik guna memberi ruang reaksi yang lebih luas. Selain itu, respons terhadap lampu rem atau sein pada mobil di depan biasanya menurun ketimbang di siang hari.
Belum lagi kalau mobil di depan, lampu malam atau remnya mati yang jelas sangat berbahaya ketika diikuti dari jarak dekat. Anda juga akan mengalami kesulitan kalau ternyata kendaraan dari arah berlawanan lampunya mati. Risiko celaka bisa dicegah dengan menjaga jarak aman.
3. Kurangi Kecepatan Kendaraan
Selain itu, kecepatan kendaraan juga perlu dikurangi sekitar 20 persen dari batas maksimum karena karena depth perception (kemampuan mata untuk mengenali objek), pengenalan warna, dan peripheral vision (penglihatan seseorang di sekeliling benda utama) bakal terganggu saat kondisi gelap.
Di sisi lain, 90% dari reaksi pengemudi bergantung pada penglihatan yang serba terbatas. Turunnya daya pandang dan respons dari balik setir, membuat Anda harus mengurangi kecepatan supaya dapat lebih fokus dan waspada.
4. Pastikan Lampu Kendaraan Berfungsi Semua
Dari sisi teknis kendaraan, pengemudi harus memastikan seluruh sistem pencahayaan mobil berfungsi dengan baik, termasuk lampu utama, sein, lampu rem, dan lampu kabut jika tersedia. Lampu bukan hanya penerang, tapi alat komunikasi. Kalau tidak berfungsi, bisa bikin salah paham antar pengguna jalan.
5. Gunakan Kacamata Mengemudi Khusus Malam Hari
Tidak ada salahnya memakai kacamata khusus mengemudi di malam hari untuk meningkatkan visibilitas. Pilihan terbaik adalah dengan lensa kacamata sesuai rujukan dokter dan pastikan yang memiliki lapisan anti reflektif karena dapat meredam cahaya liar yang tidak perlu sehingga membantu daya pandang.
6. Perhatikan Kesehatan Mata
Untuk mengurangi mata lelah, gerakkan mata ke berbagai arah sehingga tetap terjaga dan tidak mengantuk. Bila bertemu mobil lain dari lawan arah yang menyalakan lampu jauh, jangan ikut menyalakan lampu jauh yang silau. Spion tengah juga bisa diatur ke mode malam untuk menghindari pantulan silau dari lampu mobil di belakang
Sedikit alihkan mata ke garis marka jalan sebelah kiri agar tidak terganggu oleh cahaya lampu mobil dari arah depan. Selanjutnya bisa kembali menjadikan marka jalan di sisi kanan sebagai patokan berkendara. Jangan melewati garis tersebut yang artinya Anda masuk ke lajur milik orang lain sehingga berbahaya.
7. Sesuaikan Lampu Dasbor dan Panel Instrumen
Cahaya terang dari lampu dasbor dapat mempengaruhi fokus mata. Redupkan lampu dasbor dan panel instrumen mobil untuk membuat mata nyaman dan menghilangkan pantulan cahaya di kaca depan. Sehingga mata Anda dapat menyesuaikan penglihatan, terutama ketika melewati wilayah yang minim penerangan.
8. Jaga Kondisi Mobil
Pastikan komponen mobil yang terkait mengemudi di malam hari dalam kondisi optimal. Lampu luar menjadi prioritas, yakni lampu utama, lampu dim, lampu sein, lampu belakang, dan lampu rem. Satu saja mati, dapat membahayakan semua pengguna jalan.
Komponen lain harus turut diperhatikan. Seperti mesin supaya dapat melaju dengan baik, termasuk kaki-kaki mobil yang menerima beban berat selama di jalan. Servis berkala di bengkel resmi atau langganan merupakan solusi paling mudah dan nyaman.
9. Mobil Listrik Butuh Cairan Rem Prestone Brake Fluid DOT 4
Masalah umum rem mobil adalah vapor lock, yaitu kondisi di mana suhu cairan rem melewati batas maksimal karena digunakan secara terus-menerus dalam kondisi berat. Cairan rem yang mendidih akan menghasilkan uap air di dalam sistem pengereman sehingga mengganggu tekanan hidraulis dan menyebabkan injakan pedal rem terasa hampa.
Suhu cairan rem bisa mencapai 150–180 derajat Celcius ketika beroperasi. Masalahnya, cairan rem memiliki sifat higroskopis akibat mudah menyerap air dari udara. Air yang masuk ke dalam sistem pengereman dapat menurunkan titik didih cairan rem. Sebagai informasi, kontribusi air 3% di cairan rem akan menurunkan titik didih hingga sekitar 100 derajat Celcius.
Titik didih Prestone Brake Fluid DOT 4 sebagai standar untuk EV atau mobil listrik adalah 265 derajat Celcius (kondisi baru). Bermodalkan hasil riset yang panjang di Indonesia, cairan rem Prestone sanggup menjaga kadar air dalam batas aman.
Diproduksi untuk wilayah tropis, cairan rem berkualitas ini memiliki kadar air di bawah ambang batas yang ditetapkan oleh Standar Nasional Indonesia (SNI) yakni 0,3%. Bahkan, penurunan performa akibat iklim tropis yang mencapai kelembapan hingga 80% pada produk Prestone yang masih tersegel pun tidak terjadi.
Hal ini jelas menguntungkan karena mereduksi potensi timbulnya karat akibat oksidasi di dalam sistem rem mobil listrik. Prestone turut memberikan perlindungan korosi untuk semua logam dalam sistem rem, cocok untuk rem cakram dan tromol, serta bersinergi dengan fitur-fitur penting seperti ABS dan regenerative brake system.