Kasus rem mobil listrik blong sehingga memicu kecelakaan kerap terdengar. Rem mobil blong bukan kejadian yang terjadi tanpa sebab. Ada beberapa masalah utama sebagai pemicu rem mobil blong, yaitu vapor lock dan brake fading.
Sedangkan dari sisi pengemudi juga menyumbang masalah yang dapat membuat rem mobil gagal berfungsi. Kasus rem blong sebenarnya bisa dicegah kalau pengemudi lebih memahami cara merawat dan mengoperasikan sistem rem.
Sayangnya, tak semua pengemudi memiliki pemahaman pengoperasian yang benar, khususnya ketika melewati jalan menurun. Bahkan, tak jarang mereka tetap memaksakan mobil melaju setelah muncul tanda-tanda masalah rem. Berikut daftar kesalahan pengemudi yang menambah risiko rem blong:
1. Kesalahan Pengemudi Mengantisipasi Jalan Menurun
Kesalahan pengemudi dalam memahami prosedur melewati jalanan menurun menjadi penyebab dari sekian banyak peristiwa kecelakaan yang disebabkan oleh rem blong. Kalau pengemudi memahami prosedur melewati jalanan menurun, rem kendaraan tidak akan blong seperti yang banyak dijumpai.
Saat melewati jalan menurun, hal yang perlu diperhatikan oleh pengemudi adalah tidak boleh hanya sekadar memakai rem utama, tapi juga harus mengandalkan engine brake. Engine brake akan memperlambat laju kendaraan, dengan cara memasang gigi rendah untuk melewati jalanan menurun.
Dilarang terus-terusan menginjak pedal lantaran bisa menyebabkan komponen overheating, kampas bisa menyublim sehingga asap akan menghalangi pertemuan tromol dan kampas, ditambah minyak rem bisa mendidih mengakibatkan pedal ngempos.
2. Gagal Mendeteksi Gejala Awal Rem Blong
Anda harus mampu pula mendeteksi masalah rem dan mengambil keputusan yang tepat. Bila rem terdeteksi aneh, seperti terasa dalam atau keras, bau hangus, bunyi berdecit dan sebagainya, Anda tidak boleh mengabaikan. Kalau memang ada kaitannya dengan keselamatan, perjalanan harus dihentikan.
Keselamatan penumpang dan pengguna jalan lain ada di tangan Anda. Maka dari itu, keputusan harus diambil secara bijak, seperti berhenti di rest area atau tempat umum lainnya. Atau kalau dekat dengan bengkel yang dapat dipercaya, Anda bisa langsung mengecek rem mobil.
3. Tidak Mengecek Kondisi Cairan Rem
Periksa level cairan rem di dalam tabung penyimpanan saat ingin melewati rute pegunungan dengan kontur jalan yang naik dan turun, khususnya kalau cukup ekstrem dan banyak kecelakaan di sana. Tambah jika kurang dengan minyak rem yang sesuai rekomendasi pabrikan.
Periksa sekitar tabung minyak rem akan potensi kebocoran, terutama sekitar sambungan selang. Jika frekuensi isi ulang minyak rem sudah mulai sering, jangan sungkan untuk segera memeriksanya ke bengkel resmi atau langganan. Jangan tunggu sampai rem mobil listrik bermasalah.
4. Kampas Rem Tidak Diperhatikan
Kalau sudah tidak layak, kampas rem akan kesulitan menggigit piringan cakram atau teromol. Bahkan di kondisi tertentu kampas rem bisa kehilangan koefisien gesek karena kepanasan (overheat) dan ini merupakan salah satu sumber utama rem blong. Segera ganti kampas rem dengan parts orisinal yang terjamin kualitasnya.
Sekaligus, periksa kondisi piringan cakram atau teromol rem. Karena bisa saja bagian ini rusak seperti permukaan cakram bergelombang sehingga rem mengalami gagal fungsi dalam kondisi kerja berat.
5. Mengabaikan Perawatan Rutin Rem Mobil
Banyak pengemudi servis rem bila sudah ada kerusakan, dimana seharusnya tidak begitu. Rem harus diservis secara berkala untuk mengontrol ketebalan kampas rem, kualitas dan takaran cairan rem, dan komponen lainnya. Semuanya punya masa pakai terbatas dan harus disegarkan secara rutin.
Langkah paling mudah dan efektif untuk mencegah rem mobil blong adalah servis berkala di bengkel karena teknisi akan mengecek kondisi sistem rem. Tanyakan kepada mereka kalau dirasa ada yang tidak beres dengan rem mobil.
Gunakan Prestone Brake Fluid DOT 4 yang Cocok Untuk Mobil Listrik
Masalah umum rem mobil adalah vapor lock, yaitu kondisi di mana suhu cairan rem melewati batas maksimal karena digunakan secara terus-menerus dalam kondisi berat. Cairan rem yang mendidih akan menghasilkan uap air di dalam sistem pengereman sehingga mengganggu tekanan hidraulis dan menyebabkan injakan pedal rem terasa hampa.
Suhu cairan rem bisa mencapai 150–180 derajat Celcius ketika beroperasi. Masalahnya, cairan rem memiliki sifat higroskopis akibat mudah menyerap air dari udara. Air yang masuk ke dalam sistem pengereman dapat menurunkan titik didih cairan rem. Sebagai informasi, kontribusi air 3% di cairan rem akan menurunkan titik didih hingga sekitar 100 derajat Celcius.
Titik didih Prestone Brake Fluid DOT 4 sebagai standar untuk EV atau mobil listrik adalah 265 derajat Celcius (kondisi baru). Bermodalkan hasil riset yang panjang di Indonesia, cairan rem Prestone sanggup menjaga kadar air dalam batas aman sehingga titik didihnya tidak mudah turun.
Diproduksi untuk wilayah tropis, cairan rem berkualitas ini memiliki kadar air di bawah ambang batas yang ditetapkan oleh Standar Nasional Indonesia (SNI) yakni 0,3%. Bahkan, penurunan performa akibat iklim tropis yang mencapai kelembapan hingga 80% pada produk Prestone yang masih tersegel pun tidak terjadi.
Hal ini jelas menguntungkan karena mereduksi potensi timbulnya karat akibat oksidasi di dalam sistem rem mobil listrik. Prestone turut memberikan perlindungan korosi untuk semua logam dalam sistem rem, cocok untuk rem cakram dan tromol, serta bersinergi dengan fitur-fitur penting seperti ABS dan regenerative brake system.