Anda wajib memeriksa kondisi kampas rem mobil listrik, baik pada rem cakram maupun rem tromol. Kampas rem yang dalam kondisi prima memastikan mobil listrik dapat mengurangi laju dengan baik, khususnya di situasi darurat.
Rem cakram terdiri dari piringan cakram baja terbuka dan unit kampas untuk menjepit cakram sehingga putaran roda berhenti. Pengeremannya menggunakan sistem hidrolis atau dorongan cairan rem. Alhasil, kampas rem akan aus dan berbahaya kalau tidak dicek, karena bisa bikin rem mobil blong.
Cara kerja rem teromol adalah dengan menekan sepatu atau kampas rem yang tidak berputar terhadap teromol (brake drum) sehingga menghasilkan gesekan dan mengurangi laju mobil hingga berhenti. Seiring waktu, kampas remakan habis sehingga tidak efektif lagi kinerjanya.
Tugasnya yang berat membuat kampas rem cepat aus sehingga masuk dalam kategori komponen fast moving. Padahal kampas rem harus bekerja optimal karena bila gagal berfungsi bisa bikin rem mobil blong.
Makanya, Anda harus mengganti kampas rem secara rutin untuk menjaga keandalannya. Anda juga harus tahu kapan kampas rem harus diganti. Berikut tips untuk mengetahui kapan kampas rem wajib diganti.
1. Ketebalan Minimal 1 Mm
Penggantian kampas rem bukan berdasarkan jarak tempuh, tetapi berdasarkan kondisi kampas rem yaitu ketebalan minimalnya adalah 1 mm. Kampas rem akan semakin cepat aus kalau kondisi pemakaian terbilang berat. Segera ganti jika ketebalannya sudah mencapai batas tersebut.
Kampas rem mobil transmisi otomatis lebih cepat diganti karena minim engine brake sehingga rem lebih sering dimanfaatkan. Mobil dengan muatan penuh dan kerap melaju di jalan pegunungan juga butuh rem yang optimal. Kondisi jalan perkotaan yang padat dan banyak stop and go membuat kerja rem semakin berat.
2. Rem Kurang Pakem
Masalah ini biasanya disebabkan dua komponen, pertama adalah master rem yang sudah rusak. Bisa karena sil bocor sehingga cairan rem tidak bisa menekan piston kaliper dengan maksimal.
Selain itu, kampas rem juga bisa jadi penyebabnya. Dapat karena kampas rem sudah mulai menipis atau karena kualitas produk yang kurang baik, misalnya menggunakan kampas rem imitasi.
3. Injakan Pedal Rem Terasa Dalam
Pijakan pedal rem yang semakin dalam bisa mengindikasikan kinerja rem mobil Anda sudah berkurang. Penyebabnya bisa karena kampas rem yang sudah tipis. Selain itu, pedal rem yang diinjak dalam ketika mengerem bisa juga berasal dari master rem yang bermasalah.
4. Volume Minyak Rem Berkurang
Kampas rem yang mulai menipis membuat bidang tekan pada kampas rem semakin dalam. Alhasil, volume minyak rem yang ada di selang juga meningkat. Efeknya, minyak rem yang ada di tabung penampungan ikut berkurang volumenya.
Meski begitu, Anda juga harus tetap mewaspadai potensi adanya kebocoran di sistem pengereman. Paling aman, sembari cek kampas rem Anda juga bisa periksa jalur dari tabung hingga ke kampas rem.
5. Bunyi Rem Berdecit
Dengarkan baik-baik saat melakukan pengereman, apakah terdengar bunyi mendecit di bagian rem atau roda. Jangan didiamkan kalau terdeteksi lantaran rem tidak akan bekerja maksimal. Kampas rem sudah habis sehingga cakram atau teromol rem bertemu dengan besi dudukan kampas rem.
Langkah paling mudah dan efektif untuk menjaga kondisi rem mobil adalah dengan melakukan servis berkala di bengkel resmi atau langganan. Jangan ragu untuk berdiskusi dengan pihak bengkel kalau dirasa ada yang tidak beres dengan rem mobil listrik.
Gunakan Prestone Brake Fluid DOT 4 yang Cocok Untuk Mobil Listrik
Masalah umum rem mobil adalah vapor lock, yaitu kondisi di mana suhu cairan rem melewati batas maksimal karena digunakan secara terus-menerus dalam kondisi berat. Cairan rem yang mendidih akan menghasilkan uap air di dalam sistem pengereman sehingga mengganggu tekanan hidraulis dan menyebabkan injakan pedal rem terasa hampa.
Suhu cairan rem bisa mencapai 150–180 derajat Celcius ketika beroperasi. Masalahnya, cairan rem memiliki sifat higroskopis akibat mudah menyerap air dari udara. Air yang masuk ke dalam sistem pengereman dapat menurunkan titik didih cairan rem. Sebagai informasi, kontribusi air 3% di cairan rem akan menurunkan titik didih hingga sekitar 100 derajat Celcius.
Titik didih Prestone Brake Fluid DOT 4 sebagai standar untuk EV atau mobil listrik adalah 265 derajat Celcius (kondisi baru). Bermodalkan hasil riset yang panjang di Indonesia, cairan rem Prestone sanggup menjaga kadar air dalam batas aman sehingga titik didihnya tidak mudah turun.
Diproduksi untuk wilayah tropis, cairan rem berkualitas ini memiliki kadar air di bawah ambang batas yang ditetapkan oleh Standar Nasional Indonesia (SNI) yakni 0,3%. Bahkan, penurunan performa akibat iklim tropis yang mencapai kelembapan hingga 80% pada produk Prestone yang masih tersegel pun tidak terjadi.
Hal ini jelas menguntungkan karena mereduksi potensi timbulnya karat akibat oksidasi di dalam sistem rem mobil listrik. Prestone turut memberikan perlindungan korosi untuk semua logam dalam sistem rem, cocok untuk rem cakram dan tromol, serta bersinergi dengan fitur-fitur penting seperti ABS dan regenerative brake system.