Suspensi merupakan komponen penting pada mobil yang bertugas menyerap getaran jalan demi menjaga kenyamanan dan keamanan berkendara. Tak hanya itu, suspensi memiliki peran sebagai penopang bodi, penyeimbang, sekaligus menjaga stabilitas kendaraan ketika melaju di berbagai kondisi jalan.
Sistem suspensi terdiri dari pegas dan shock absorber atau peredam kejut. Beberapa mobil modern bahkan dilengkapi tambahan komponen penunjang yang membuat pengendalian lebih stabil serta meningkatkan kenyamanan penumpang.
Selain meredam guncangan, suspensi juga berfungsi melindungi penumpang juga barang bawaan, menjaga kestabilan kendaraan, menyalurkan gaya pengereman, hingga menopang bodi mobil pada poros roda. Karena itu, kondisi suspensi yang prima sangat krusial bagi keselamatan.
Tanda-tanda Suspensi Bermasalah
Ada beberapa gejala yang bisa dirasakan ketika suspensi tak lagi bekerja optimal:
1. Mobil terasa berayun berlebihan saat melintasi tikungan atau butuh waktu lama kembali stabil.
2. Muncul suara berisik dari area kaki-kaki, yang mengindikasikan adanya komponen aus.
3. Mobil tampak tak seimbang saat diparkir di permukaan datar, menandakan salah satu sisi suspensi melemah.
4. Kebocoran oli pada shock absorber juga menjadi ciri yang jelas, karena akan membuat peredam kejut kehilangan fungsi.
5. Gejala lain bisa terlihat dari ban yang aus tidak merata, menandakan suspensi sudah lama terganggu.
Cara Menjaga Suspensi Tetap Awet
1. Agar suspensi selalu bekerja optimal, pemilik mobil perlu rutin memeriksa tekanan angin ban, karena tekanan yang tidak sesuai bisa membuat suspensi bekerja lebih keras.
2. Cek kondisi shock absorber, per, dan komponen karet kaki-kaki secara berkala agar tidak ada kebocoran atau korosi.
3. Hindari membawa muatan berlebih yang melebihi daya angkut.
4. Rutin lakukan spooring dan balancing, serta rotasi ban setiap servis berkala.
5. Gaya mengemudi juga berpengaruh: hindari menghantam lubang jalan atau polisi tidur dengan kecepatan tinggi agar suspensi tidak cepat rusak.
Perawatan berkala di bengkel resmi atau langganan sangat dianjurkan agar sistem suspensi selalu dalam kondisi prima, sehingga pengalaman berkendara tetap nyaman, aman, dan stabil di setiap perjalanan.
Mobil Listrik Butuh Cairan Rem Prestone Brake Fluid DOT 4
Masalah umum rem mobil adalah vapor lock, yaitu kondisi di mana suhu cairan rem melewati batas maksimal karena digunakan secara terus-menerus dalam kondisi berat. Cairan rem yang mendidih akan menghasilkan uap air di dalam sistem pengereman sehingga mengganggu tekanan hidraulis dan menyebabkan injakan pedal rem terasa hampa.
Suhu cairan rem bisa mencapai 150–180 derajat Celcius ketika beroperasi. Masalahnya, cairan rem memiliki sifat higroskopis akibat mudah menyerap air dari udara. Air yang masuk ke dalam sistem pengereman dapat menurunkan titik didih cairan rem. Sebagai informasi, kontribusi air 3% di cairan rem akan menurunkan titik didih hingga sekitar 100 derajat Celcius.
Titik didih Prestone Brake Fluid DOT 4 sebagai standar untuk EV atau mobil listrik adalah 265 derajat Celcius (kondisi baru). Bermodalkan hasil riset yang panjang di Indonesia, cairan rem Prestone sanggup menjaga kadar air dalam batas aman.
Diproduksi untuk wilayah tropis, cairan rem berkualitas ini memiliki kadar air di bawah ambang batas yang ditetapkan oleh Standar Nasional Indonesia (SNI) yakni 0,3%. Bahkan, penurunan performa akibat iklim tropis yang mencapai kelembapan hingga 80% pada produk Prestone yang masih tersegel pun tidak terjadi.
Hal ini jelas menguntungkan karena mereduksi potensi timbulnya karat akibat oksidasi di dalam sistem rem mobil listrik. Prestone turut memberikan perlindungan korosi untuk semua logam dalam sistem rem, cocok untuk rem cakram dan tromol, serta bersinergi dengan fitur-fitur penting seperti ABS dan regenerative brake system.