Saat ganti oli mesin motor, umumnya terjadi pengurangan volume oli. Artinya, oli yang dikeluarkan tidak persis sama seperti ketika diisi. Dalam kondisi mesin sehat dan normal, pengurangan oli yang terjadi terbilang minim sehingga volumenya tidak berkurang banyak.
Memang benar oli mesin dirancang tahan suhu tinggi sehingga titik didihnya mencapai 200°C. Namun bukan berarti oli mesin tidak bisa menguap. Oli mesin tidak memiliki sistem pendingin khusus sehingga sulit melepaskan panas berlebih saat macet.
Motor dengan mobilitas tinggi pasti sering menghadapi situasi berkendara di panas terik dan jalan macet sehingga oli mesin bekerja ekstra keras. Akibatnya pelumas menjadi cepat rusak dan lebih encer jika dibandingkan dengan kondisi baru. Karena terus bekerja dalam suhu lingkungan tinggi, akhirnya oli mesin yang semakin encer akan menyusup masuk ke ruang bakar.
Selain itu, jarak antar komponen yang saling bergesekan dapat semakin jauh seiring waktu dan pemakaian. Kondisi ring piston atau seal klep menjadi penentu oli yang lolos ke ruang bakar. Semakin lemah, maka oli rentan masuk ke ruang bakar.
Bagi Anda yang menggunakan motor tangguh dengan jam terbang tinggi setiap hari, disarankan untuk mengganti oli mesin setiap 2.500 – 3.000 km supaya terjaga kualitasnya. Selain itu, gunakan oli mesin tangguh dengan SAE 20W-40 yang tidak mudah menguap dalam kondisi ekstrem dan memiliki kemampuan melindungi yang lebih baik karena efektif melumasi gesekan antar komponen mesin motor.