Sebenarnya sudah sangat jarang ditemukan ban standar mobil atau motor menggunakan ban biasa atau tubetype. Ban tubeless atau ban tanpa ban dalam sudah menjadi komponen standar kendaraan zaman now.
Meskipun begitu, beberapa jenis mobil atau motor masih menggunakan ban tipe tubetype. Sebenarnya apa perbedaan ban tubeless dengan ban yang menggunakan ban dalam atau ban tubetype?
1. Material Ban
Pada dasarnya, ban terbuat dari bahan karet alami karena mudah dibentuk dan dapat menyerap getaran sekecil apapun. Selain itu, grip karet juga cukup baik untuk mencengkeram permukaan jalan.
Baik ban biasa atau tubetype dan ban tubeless juga terbuat dari bahan karet sintetis. Bedanya, ada lapisan fluid sealant pada bagian dalam ban tubeless yang berfungsi untuk merapatkan permukaan ban. Sementara ban biasa menggunakan lapisan ban yang disebut inner tube atau ban dalam.
2. Karakter Ban
Ban tubeless memiliki karakter yang lebih agresif. Dari luar, ban ini terlihat sama dengan ban biasa tapi dari struktur akan lebih kuat dan kokoh.
Ban ini sering digunakan pada mobil penumpang yang butuh performa di medan yang beragam. Sementara ban biasa atau tubetype dikenal dengan kemampuannya meredam getaran di jalan yang cukup baik dan punya daya angkut lebih besar.
3. Daya Tahan Ban
Saat digunakan, ban tubeless terbukti lebih awet dibandingkan ban biasa. Alasannya karena lapisan ban tubeless lebih kaya serta sealant cair-nya bisa menahan udara agar tidak bocor.
Saat terjadi tusukan benda tajam, ban tubeless akan bertahan saat paku tertancap karena sealant akan merapatkan area di sekitar paku. Ban tubeless yang tertancap paku sanggup berjalan hingga sekitar 10 km sebelum benar-benar kehabisan udara. Hal ini menjadi alasan utama para pemilik kendaraan memakai ban tubeless.
4. Harga Ban
Harga ban tubeless biasanya lebih mahal daripada ban standar, namun sebanding dengan kualitas yang ditawarkan. Pada ban tubeless, akan sangat jarang penggantian ban.
Penggantian ban dilakukan saat telapak ban sudah tipis sehingga berimbas pada biaya yang lebih sedikit. Sehingga walau memiliki harga lebih mahal, sebetulnya secara keseluruhan lebih murah. Apalagi tetap butuh ban dalam untuk ban tubetype.
5. Pentil Ban
Karena tidak ada ban dalam, maka pentil atau alat untuk mengisi angin ban tubeless terpisah dari ban. Berbeda dengan ban tubetype yang memasang pentil pada ban dalam. Makanya jika pentil rusak, maka harus diganti berikut ban dalam pada ban tubetype.
Kekurangan Ban Tubetype
- Mudah meledak saat tertancap paku
- Sering melakukan penggantian ban dalam
- Kurang stabil untuk kecepatan tinggi
- Tekanan ban lebih cepat berkurang jika mobil jarang digunakan
- Ganti pentil harus berikut ban dalam
Kekurangan Ban Tubeless
- Sedikit bengkel yang bisa menangani jika terjadi kebocoran
- Risiko ganti ban baru jika kebocoran ban sulit ditangani
- Harga ban lebih mahal
- Bantingan relatif keras
Gunakan Cairan Motor Berkualitas
Pastikan berbagai fluida seperti cairan rem, air radiator, oli mesin motor matic, dan oli gardan selalu dalam kondisi prima. Ganti cairan motor dengan produk Autochem Industry secara rutin supaya kualitasnya terjaga. Performa motor akan selalu optimal sehingga memberikan kualitas berkendara yang irit bahan bakar.
Bagi Anda yang menggunakan motor tangguh dengan jam terbang tinggi setiap hari, disarankan untuk mengganti oli mesin setiap 2.500 – 3.000 km supaya terjaga kualitasnya. Selain itu, gunakan oli mesin tangguh dengan SAE 20W-40 yang tidak mudah berkurang dalam kondisi ekstrem dan memiliki kemampuan melindungi yang lebih baik karena efektif melumasi gesekan antar komponen mesin motor.