Viral di social media sebuah mobil yang zig-zag untuk menyalip kendaraan lain di jalan tol. Perbuatan berbahaya tersebut dilakukan dengan berpindah-pindah lajur secara cepat tanpa memperhatikan kondisi sekitar yang berakhir dengan menabrak pembatas jalan.
Ingat bahwa keselamatan merupakan kebutuhan utama dalam berkendara. Jangan sekadar ingin memangkas waktu malah bikin rugi orang lain. Supaya tidak bermasalah, berikut perilaku mengemudi salah di jalan tol yang harus dihindari.
Arogan di Jalan
Hindari sikap arogan saat melewati dengan model menggunting jalur kendaraan lain karena sangat berbahaya. Terapkan tata krama tinggi dan saling menghormati ke sesama pengguna jalan. Selalu bersikap seperti pengemudi profesional dengan melakukan tindakan yang benar di atas.
Tidak Mengatur Waktu Perjalanan
Biasanya ada 3 alasan klise pengguna jalan melakukan hal tersebut, yakni gaya-gayaan dengan ngebut, ngetes mobil, atau dikejar waktu. Dua alasan pertama sangat tidak perlu dilakukan, namun untuk alasan ketiga, Anda bisa mengatur perjalanan supaya tidak buru-buru.
Menyalip Mobil Lain Seenaknya
Menyalip ada etikanya, terutama terkait ketersediaan ruang supaya tidak membuat orang lain celaka. Ada 3 hal yang wajib Anda perhatikan ketika ingin mendahului. Yaitu apa keperluannya, bagaimana keamanannya, dan apakah tersedia ruang yang cukup.
Kalau tiga hal ini terpenuhi, Anda diizinkan untuk menyalip. Tapi kalau salah satu faktor tersebut tidak terpenuhi, maka tidak perlu. Pastikan pula rambu lalu lintas di sekitarnya turut mendukung, seperti tidak ada marka jalan dengan garis menyambung atau larangan menyalip.
Tidak Menjaga Jarak Aman
Saat berada di jaln tol, mengatur jarak paling aman menggunakan rumus empat detik. Artinya, Anda harus menjaga jarak dengan kendaraan di depan setidaknya empat detik. Perhitungan ini berdasarkan respons manusia yang membutuhkan 1,5 hingga 2 detik plus reaksi mekanik rem mobil antara 0,5 hingga 1 detik.
Lane Hogger
Selain itu, terdapat pula perilaku dari pengguna jalan lain yang salah yaitu lane hogger sehingga mengganggu kendaraan lain yang ingin mendahului. Mobil tersebut bergerak pelan dalam kecepatan statis di lajur paling kanan sehingga menutup arus lalu lintas di belakangnya.
Perlu diketahui, lajur kanan hanya digunakan untuk mendahului kendaraan lain. Namun setelah melewati mobil lain sebaiknya Anda kembali ke lajur tengah atau kiri tol. Tindakan lane hogger sanggup memicu tabrakan beruntun jika dibiasakan.
Kecepatan Mobil Tidak Sesuai Rambu
Ada alasan mengapa kecepatan kendaraan di jalan tol dan non tol dibatasi. Seperti supaya jalan lancar karena pengemudi mematuhi batas kecepatan, tertib dan tidak saling serobot, serta menghindar dari risiko kecelakaan akibat tidak mau melaju sesuai kecepatan yang ditetapkan.
Mendahului dari Sisi Kiri Jalan
Ada alasan mengapa tidak disarankan untuk menyalip dari arah kiri meskipun kondisi jalan aman. Salah satunya adalah berkaitan dengan posisi kemudi di Indonesia yang ada di sisi kanan mobil, sehingga membuat fokus pengemudi lebih cenderung ke arah kanan saja.
Ketika ada kendaraan yang menyusul dari sebelah kiri, maka kendaraan yang ada di sebelah kanan itu akan kaget dan reaksinya tidak terkendali. Selain itu, mobil yang akan mendahului juga sulit melihat ke sisi kiri jalan karena terhalang bodi mobil di depannya. Padahal mobil sedang melaju kencang.
Lupa Ganti Cairan Mobil
Tidak hanya perilaku berkendara yang sesuai aturan, Anda juga wajib memastikan kualitas fluida supaya dapat bekerja optimal dan tidak bermasalah. Pastikan berbagai fluida seperti cairan rem, air radiator, oli mesin, dan oli gardan selalu dalam kondisi prima.
Ganti cairan mobil dengan produk Autochem Industry secara rutin supaya kualitasnya terjaga. Performa kendaraan akan selalu optimal sehingga memberikan kualitas berkendara yang irit bahan bakar, serta memberikan rasa aman dan tenang dalam perjalanan.