Kondisi cuaca yang tidak ramah berpotensi menimbulkan kerusakan pada mobil, khususnya pada sektor pendinginan. Selain rutin dalam pemeliharaan mobil, jangan lupakan sistem radiator mesin. Dari segi teknik, panas berlebih merupakan musuh mesin kendaran.
Dibutuhkan cairan pendingin atau radiator coolant yang dirancang khusus untuk iklim tropis di Indonesia. Radiator coolant bekerja menjaga suhu mesin agar selalu stabil dengan mengalirkan suhu panas mesin ke udara luar atau transfer heat. Peran radiator dibantu oleh kipas pendingin.
Bolehkah Radiator Pakai Air Tanah Biasa?
Pada dasarnya air memiliki transfer heat terbaik dalam mengantarkan panas mesin. Namun, jika Anda hanya menggunakan air keran yang mengambil sumber dari dalam tanah ada risiko masalah yang wajib ditanggung di kemudian hari.
Pertama, tentunya tidak ada yang menjamin air tanah aman dari kotoran seperti lumpur yang tidak terlihat mata. Lumpur akan mengendap di dalam saluran radiator dan menyumbatnya yang membuat sirkulasi air bermasalah hingga akhirnya overheat.
Selain itu, air keran juga memiliki kandungan mineral yang sangat tinggi sehingga dapat memicu karat. Memang dampaknya tidak langsung terlihat, namun begitu karat berhasil tumbuh akan merusak saluran radiator bahkan radiatornya sendiri.
Air minum mineral lebih aman dari air keran karena tidak ada kotoran di dalamnya. Tapi tetap ada kandungan mineral yang dapat memicu karat. Masalah lainnya adalah lumut di tangki cadangan radiator. Endapan lumut akan menyulitkan jika terbawa karena bakal menyumbat saluran radiator.
Kalaupun terpaksa karena air radiator habis, Anda bisa menggunakan air demineralisasi pada air aki khusus isi ulang dengan kemasaran warna biru. Air ini sudah melewati proses deionisasi dan demineralisasi yang membuatnya terbebas dari kotoran, bersifat basa, dan tanpa mineral.
Kemampuan air aki biru dalam melepas panas mesin jelas tak sebaik radiator coolant yang telah ditambahkan propylene glicol dengan titik didih lebih tinggi. Sehingga masih ada risiko penguapan kalau pakai air aki biru. tapi, tidak sampai memicu karat sebagaimana air biasa.
Gunakan MASTER Radiator Coolant
Gunakan radiator coolant yang memiliki aditif anti karat dan kandungan glycol di dalamnya. Kandungan glycol perlu diracik dengan tepat lantaran Indonesia merupakan negara tropis. Glycol dapat meningkatkan titik didih. Sebagai contoh, konsentrat glycol sebanyak 50% sanggup meningkatkan titik didih hingga 105,9°C pada tekanan 1 ATM.
Untuk itu diperlukan suatu komposisi yang pas agar peran glycol menjadi tepat guna untuk iklim tropis. Seperti MASTER Radiator Coolant yang telah dirancang untuk iklim tropis karena memiliki titik didih yang lebih tinggi dari air murni namun transfer heat tetap optimal.
Selain itu, MASTER Radiator Coolant juga sudah diberi aditif untuk mereduksi potensi munculnya karat pada radiator. Korosi memang masalah laten di radiator. Terlebih bagi mobil di wilayah tropis dengan kelembaban tinggi seperti Indonesia. Autochem Industry telah menyadari sepenuhnya persoalan ini.
MASTER Radiator Coolant selalu memakai air khusus dengan kandungan yang bisa menjaga kadar PH (Potential Hydrogen) dalam kondisi basa agar efektif menekan terbentuknya karat. Formula khusus pada MASTER Radiator Coolant telah melewati beragam pengujian dan formulasinya dilakukan secara mandiri di laboratorium internal Autochem.
MASTER Radiator Coolant punya masa pakai yang lebih panjang dibandingkan dengan air biasa, namun tetap dikuras dan diganti untuk menjaga mutu cairan radiator. Waktu penambahan atau penggantian yang dianjurkan adalah saat mobil sudah menempuh jarak 20.000 sampai 40.000 km.