APILL (Alat Pemberi isyarat Lalu Lintas) menurut UU No. 22 Tahun 2009 adalah perangkat elektronik yang menggunakan isyarat lampu untuk mengatur lalu lintas orang dan atau kendaraan di persimpangan atau pada ruas jalan.
Alat ini mempunyai fungsi untuk mengatur kendaraan atau pejalan kaki yang memanfaatkan badan jalan. Sehingga memberikan kesadaran dan peringatan bagi pengguna jalan serta meningkatkan keselamatan dengan mengurangi titik konflik pada persimpangan jalan.
APILL hanya sebagai alat bantu agar pengguna jalan dapat lebih waspada dan berhati-hati di jalan supaya tercipta keselamatan berkendara. Tetap dibutuhkan kesadaran dari para pemakai jalan dalam mematuhi peraturan lalu lintas untuk keamanan bersama.
Apapun alasannya, menerobos lampu merah tidak dibenarkan karena berpotensi kecelakaan lalu lintas. Dapat dipastikan bahwa pengemudi kendaraan yang menerobos lampu lalu lintas adalah orang egois yang mengabaikan keselamatan diri sendiri dan orang lain.
Berikut tips berkendara yang aman dan nyaman saat berada di kawasan dengan lampu lalu lintas:
1. Berkendara dalam Kecepatan Rendah
Saat ingin melintasi suatu persimpangan yang terdapat lampu lalu lintas, Anda harus mengurangi kecepatan kendaraan untuk mengantisipasi bahaya. Meski saat itu lampu tengah menunjukkan warna hijau, bukan berarti Anda dapat melaju secepat mungkin.
2. Pastikan Situasi di Sekitar Aman
Walau sudah ada lampu lalu lintas, jangan sampai Anda lengah dan tidak memperhatikan situasi sekitar. Apalagi jika ingin menyeberang dan harus melewati persimpangan jalan yang padat, usahakan untuk melihat sisi kanan dan kiri jalan.
Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti pengendara yang nekat menerobos dan akhirnya tabrakan. Soalnya, Anda tidak dapat mengendalikan pengendara dari arah lain, maka salah satu cara yang aman adalah dengan mengendalikan diri sendiri.
3. Posisikan Kendaraan di Lajur yang Tepat
Ada jalur sebelah kiri persimpangan jalan yang menunjukkan rambu jalan terus. Jangan sampai Anda berhenti di jalur tersebut karena akan menimbulkan kemacetan. Saat berada di lampu lalu lintas, berhenti tepat di belakang zebra cross yang digunakan untuk pejalan kaki yang ingin menyeberang.
Posisikan pula kendaraan tidak salah lajur, misal paling kanan padahal ingin lurus atau mau belok kanan tapi di lajur tengah. Begitu lampu hijau, tidak saja mengganggu ketertiban namun juga berpotensi kena tabrak dari belakang.
4. Jaga Jarak Aman Antar Kendaraan
Saat berhenti di lampu lalu lintas, usahakan menjaga jarak dengan kendaraan di sekitar. Jangan sampai jaraknya terlalu dekat sampai tidak bisa bergerak maju atau mundur. Hal ini untuk pencegahan, apabila suatu saat terjadi hal yang tidak diinginkan sehingga Anda punya ruang untuk menghindar.
5. Tidak Mengalihkan Perhatian dari Jalan
Karena santai menunggu lampu hijau menyala, Anda malah asyik bermain ponsel. Sampai tidak sadar lampu hijau menyala dan tidak siap sehingga pengemudi lain terganggu. Atau saat melaju tidak sadar ada kendaraan lain berbelok karena perhatian teralihkan ke layar ponsel.
6. Siap-siap Berhenti Saat Lampu Kuning
Kebanyakan orang justru memacu kendaraan saat lampu kuning menyala. Padahal lampu kuning merupakan isyarat untuk segera berhenti. Selain itu, ada risiko saat melewati persimpangan lampu sudah menyala merah dan kendaraan dari arah lain mulai melaju.
Perilaku ini sangat rawan memicu kecelakaan.
7. Hormati Pejalan Kaki
Terutama pengendara sepeda motor, Anda wajib menghormati pejalan kaki dengan berhenti di belakang zebra cross. Sehingga, mereka dapat menyeberang jalan dengan aman, termasuk segera mengurangi kecepatan jika ada pejalan kaki di area zebra cross.
Gunakan Prestone Brake Fluid DOT 4 yang Cocok Untuk Kendaraan Listrik
Masalah umum rem adalah vapor lock, yaitu kondisi di mana suhu cairan rem melewati batas maksimal karena digunakan secara terus-menerus dalam kondisi berat. Cairan rem yang mendidih akan menghasilkan uap air di dalam sistem pengereman sehingga mengganggu tekanan hidraulis dan menyebabkan injakan pedal rem terasa hampa.
Suhu cairan rem bisa mencapai 150–180 derajat Celcius ketika beroperasi. Masalahnya, cairan rem memiliki sifat higroskopis akibat mudah menyerap air dari udara. Air yang masuk ke dalam sistem pengereman dapat menurunkan titik didih cairan rem. Sebagai informasi, kontribusi air 3% di cairan rem akan menurunkan titik didih hingga sekitar 100 derajat Celcius.
Titik didih Prestone Brake Fluid DOT 4 sebagai standar untuk EV atau kendaraan listrik adalah 265 derajat Celcius (kondisi baru). Bermodalkan hasil riset yang panjang di Indonesia, cairan rem Prestone sanggup menjaga kadar air dalam batas aman sehingga titik didihnya tidak mudah turun.
Diproduksi untuk wilayah tropis, cairan rem berkualitas ini memiliki kadar air di bawah ambang batas yang ditetapkan oleh Standar Nasional Indonesia (SNI) yakni 0,3%. Bahkan, penurunan performa akibat iklim tropis yang mencapai kelembapan hingga 80% pada produk Prestone yang masih tersegel pun tidak terjadi.
Hal ini jelas menguntungkan karena mereduksi potensi timbulnya karat akibat oksidasi di dalam sistem rem mobil listrik. Prestone turut memberikan perlindungan korosi untuk semua logam dalam sistem rem, cocok untuk rem cakram dan tromol, serta bersinergi dengan fitur-fitur penting seperti ABS dan regenerative brake system.