Sepanjang tahun 2024, kecelakaan lalu lintas di Indonesia mencatat angka 145.599 kejadian. Angka ini diklaim turun 3,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya dengan jumlah 150.491 kejadian.
Berdasarkan data Korlantas Polri, angka kecelakaan cenderung mengalami tren peningkatan, baru di tahun 2024 saja angkanya turun. Dari tahun 2020 tercatat ada 101.496 kejadian, lalu tahun 2021 ada 105.860 kejadian (naik 4,3 persen). Kemudian pada tahun 2022 ada 139.422 kejadian (naik 31,7 persen), lalu tahun 2023 ada 150.491 kejadian (naik 7,9 persen).
Perilaku pengemudi saat kecelakaan lalu lintas paling besar disebabkan gagal menjaga jarak sekitar 24,50 persen. Berikutnya, penyebab kecelakaan adalah ceroboh terhadap lalu lintas (20,76 persen), ceroboh saat belok (11,6 persen), ceroboh aturan lajur (98,53 persen), dan ceroboh saat menyalip (8,22 persen).
Kemudian, melampaui batas kecepatan (7,62 persen), melakukan aktivitas lain (4,15 persen), mengabaikan hak jalur pejalan kaki (4,12 persen), gagal memberi isyarat 91,80 persen, serta mengabaikan aturan lajur (1,69 persen).
Tips Jaga Jarak yang Aman di Jalan
Jarak antar kendaraan merupakan ruang yang tersedia antara kendaraan satu dengan kendaraan lain. Sementara jarak aman saat berkendara adalah rentang jarak yang harus diperhatikan antara kendaraan satu dengan kendaraan di sekitarnya.
jarak aman akan memberikan waktu ketika Anda menghadapi situasi tak terduga, seperti perubahan arah kendaraan di depan ataupun rem mendadak. Sehingga potensi kecelakaan dapat dihindari. Lantas, apa saja yang harus Anda perhatikan?
1. Gunakan Aturan 3 Detik (3-Second Rule)
Aturan 3 detik berguna untuk mengukur jarak aman kendaraan. Pertama, pilih satu objek berulang yang dilewati kendaraan di depan, kemudian hitung waktu yang dibutuhkan kendaraan Anda untuk mencapai objek itu setelah mobil di depan melewati objek.
Idealnya, Anda perlu punya 3 detik waktu reaksi, mulai dari mata melihat secara visual hingga kaki menginjak pedal rem. Hal itu akan memberikan cukup ruang bagi pengemudi dalam merespons pergerakan kendaraan di depan. Terutama kalau kendaraan tersebut tiba-tiba berhenti.
2. Kurangi Kecepatan Mobil di Kondisi Khusus
Pastikan untuk meningkatkan jarak aman sekitar 20% atau 20 km/jam ketika cuaca buruk atau jalan yang licin. Pasalnya, rem akan lebih sulit merespons di permukaan yang licin. Ditambah mobil menjadi lebih sulit dikendalikan yang berbahaya jika diabaikan.
3. Tambah Jarak Aman Saat Hujan
Selain itu, untuk mengantisipasi situasi yang berbahaya, tambah jarak aman hingga 5-6 detik supaya ada cukup ruang untuk bermanuver waktu situasi memburuk. Jarak aman yang bertambah turut memberikan visibilitas yang lebih baik ke lingkungan sekitar mobil.
4. Kurangi Kecepatan di Kepadatan Lalu Lintas
Cara ini bertujuan agar Anda bisa punya waktu dan ruang yang cukup untuk merespons perubahan dalam alur lalu lintas. Sehingga, waktu reaksi Anda tetap cukup saat ada kondisi darurat di depan. Jangan lakukan aktivitas berbahaya seperti bermain ponsel yang dapat mengalihkan perhatian dari jalan.
5. Waspada Kendaraan Besar
Sebaiknya Anda juga menambah jarak aman kalau harus membuntuti truk atau bus besar. Blind spot kendaraan yang tinggi, membuat pengemudinya kesulitan mengecek situasi sekitar mobil. Belum lagi kalau ada masalah seperti tidak kuat menanjak atau mogok.
Gunakan MASTER Radiator Coolant Series yang Cocok Untuk Mesin Modern
Radiator coolant yang berkualitas mampu mendukung performa mesin kendaraan secara optimal, sehingga konsumen bisa mendapatkan efisiensi dalam penggunaan bahan bakar. MASTER Radiator Coolant Series hadir dengan sejumlah inovasi terkini yang sesuai dengan kebutuhan mesin modern saat ini.
MASTER Radiator Cool
MASTER Radiator Cool dikembangkan untuk pengguna kendaraan yang memerlukan performa mesin optimal. Radiator Coolant ini memiliki transfer heat yang baik sehingga proses pelepasan panas mesin di radiator kian maksimal.
Keunggulan ini juga berdampak pada respons transmisi otomatis lebih baik, serta kinerja AC yang mampu membuat kabin mobil lebih cepat dingin.
MASTER Radiator Cool juga dilengkapi aditif anti korosi sehingga aman terhadap sistem pendinginan mesin kendaraan. Warna pada MASTER Radiator Cool akan memudar, seiring dengan perubahan sifat air radiator dari basa ke asam yang memberikan informasi kepada pemilik kendaraan untuk mengganti air radiator.
MASTER Radiator Coolant Premix
MASTER Radiator Coolant Premix yang dirancang untuk iklim tropis dan telah lama menjadi pilihan konsumen Tanah Air pun menawarkan hal baru. Hadirnya cairan berwarna biru, melengkapi pilihan pada produk yang sebelumnya tersedia dalam warna merah dan hijau.
MASTER Radiator Coolant Gold
MASTER Radiator Coolant Series juga kini memiliki produk baru yang ditandai dengan kemasan Gold atau emas. Cairan pendingin ini dikembangkan sesuai spesifikasi OEM (Original Equipment Manufacturer).
Paling utama, produk ini memiliki komposisi glycol 30% berteknologi OAT (Organic Acid Technology). Selain mengaplikasikan bahan organik yang berarti ramah lingkungan, penggunaannya juga memberikan dampak positif yaitu minim penguapan yang berarti membuat usia pakai coolant lebih lama.
Panas merupakan musuh dari segala bentuk cairan. MASTER Radiator Coolant Gold ini bisa menjadi pilihan karena diformulasi dengan bahan organik. Dengan begitu bisa memperpanjang usia pakai dari radiator serta komponen pendukungnya.