Seperti diketahui, cairan rem memiliki tugas utama sebagai media transmisi tenaga hidraulis dari pedal rem mobil listrik ke piston kaliper, yang kemudian mendorong kampas rem yang bertugas mengurangi kecepatan kendaraan dengan cara menekan cakram atau tromol rem. Sama persis dengan mobil konvensional.
Tapi karena torsinya besar dan instan, pengemudi butuh daya pengereman yang mampu mengimbanginya. Sebagian besar mobil listrik juga menggunakan transmisi otomatis yang minim efek engine brake. Dapat dipastikan, rem mobil akan bekerja lebih berat, dimana cairan rem memegang peran paling penting supaya rem tidak blong.
Seperti saat mobil dipakai berlibur dengan muatan penuh dan jalan licin. Rem mobil akan bekerja semakin berat ketika melewati rute pegunungan. Pun saat mobilitas di perkotaan dengan situasi stop and go yang tinggi padahal torsi mobil listrik sangat besar.
Suhu Kerja dan Sifat Alami Cairan Rem
Vapor lock adalah kondisi di mana suhu cairan rem melewati batas maksimal karena digunakan secara terus-menerus dalam kondisi berat. Cairan rem yang mendidih akan menghasilkan uap air di dalam sistem pengereman sehingga mengganggu tekanan hidraulis dan menyebabkan injakan pedal rem terasa hampa.
Suhu cairan rem bisa mencapai 150–180 derajat Celcius ketika beroperasi. Masalahnya, cairan rem memiliki sifat higroskopis akibat mudah menyerap air dari udara. Air yang masuk ke dalam sistem pengereman dapat menurunkan titik didih cairan rem.
Sebagai informasi, kontribusi air 3% di cairan rem akan menurunkan titik didih hingga sekitar 100 derajat Celcius. Contoh: titik didih Prestone Brake Fluid DOT 4 sebagai standar untuk EV atau mobil listrik adalah 265 derajat Celcius (kondisi baru). Saat terkena kontaminasi air 3%, maka titik didihnya turun menjadi 155 derajat Celcius.
Karena bersifat higroskopis, cairan rem sebaiknya tidak disimpan dalam jangka waktu lama setelah tutup botol dibuka. Sehingga kemampuan dalam melakukan perengereman jadi berkurang dan mengakibatkan kinerjanya tidak optimal.
Gejala Performa Cairan Rem Turun
Penurunan kinerja cairan rem bisa ditandai dengan beberapa gejala.
1. Lampu indikator rem (brake warning light) di panel instrumen menyala.
Jangan paksakan berjalan, segera menepi atau datang ke bengkel mobil terdekat untuk pengecekan awal.
2. Pengereman terasa tidak pakem atau pedal rem yang diinjak terasa lebih dalam.
Kondisi tersebut biasaya terjadi saat melakukan pengereman di jalan menurun atau mendaki.
3. Gerakan pedal rem terasa lebih dalam ketika mobil berhenti lama, terutama di pagi hari.
Ini karena udara di dalam saluran hidrolis rem mengembang, sehingga saat pedal rem ditekan, hanya menekan udara.
Injakan pedal rem akan kembali normal ketika pedal sudah dikocok beberapa kali untuk menghilangkan gelembung udara.
4. Adanya tetesan cairan rem di lantai di bawah mobil.
Periksa volume cairan rem pada tabung reservoir di ruang mesin.
Pastikan tidak ada kebocoran dalam saluran cairan rem, mulai dari tabung penampung hingga ke kampas rem.
Cek Jalur Cairan Rem
Jika cairan rem kurang, jangan langsung menambahkannya. Cek dulu apakah ada kebocoran pada jalur hidrolis rem seperti selang dan sambungannya. Cairan rem bisa ditambahkan ke reservoir sampai garis batas atas. Namun kalau habis total, hampir dapat dipastikan ada kebocoran di saluran cairan rem.
Gunakan Prestone Brake Fluid DOT4 Untuk Mobil Listrik
Prestone adalah cairan rem yang memberikan kinerja optimal dalam sistem pengereman mobil listrik. Formula khusus membuat gejala vapor lock dapat dicegah saat rem bekerja keras dan titik didihnya tidak mudah turun akibat oksidasi, guna mencegah rem gagal berfungsi.
Bermodalkan hasil riset yang panjang di Indonesia, cairan rem Prestone sanggup menjaga kadar air dalam batas aman. Titik didih Prestone Brake Fluid DOT 4 sebagai standar untuk EV atau mobil listrik adalah 265 derajat Celcius (kondisi baru).
Sebelum dipasarkan, cairan rem ini telah melewati tahapan quality control, di antaranya adalah pengujian kadar air di laboratorium milik PT Autochem Industry (AI).
Diproduksi untuk wilayah tropis, cairan rem berkualitas ini memiliki kadar air di bawah ambang batas yang ditetapkan oleh Standar Nasional Indonesia (SNI) yakni 0,3%. Bahkan, penurunan performa akibat iklim tropis yang mencapai kelembapan hingga 80% pada produk Prestone yang masih tersegel pun tidak terjadi.
Cairan rem Prestone telah diproduksi dengan standar kualitas tinggi dan melalui quality control check di beberapa tahap produksi. PT AI juga menggunakan alat laboratorium yang merupakan gold standard di dunia international seperti alat Karl Fischer untuk mengukur kadar air.
Alat ini tentunya lebih akurat daripada alat-alat yang ada di lapangan seperti test pen yang mengukur konduktivitas saja dan dikorelasikan dengan kadar air. Padahal banyak hal lain seperti aditif yang bisa mengubah konduktivitas di dalam cairan rem selain kadar air.
Cairan rem Prestone bahkan masih memenuhi standar kualitas SNI untuk kadar air di bawah 0,3% setelah disimpan selama setahun dan dites kembali. Dengan begitu, PT AI bisa pastikan pelanggan tidak akan kecewa menggunakan produk Prestone dan keamanan berkendara di jalan akan terjaga.
Prestone turut memberikan perlindungan korosi untuk semua logam dalam sistem rem, cocok untuk rem cakram dan tromol, serta bersinergi dengan fitur-fitur penting seperti ABS dan regenerative brake system. Untuk memudahkan pelanggan, Prestone merilis produk dengan beragam kemasan: 50 ml, 300 ml, dan 1.000 ml.